India–Southeast Asia Art Fair 2025 Resmi Dibuka di Living Plaza Jababeka: Perayaan Seni sebagai Jembatan Diplomasi dan Budaya

4 minutes reading
Thursday, 24 Jul 2025 09:18 4 Admin

Cikarang, 24 Juli 2025 — Pameran seni internasional India–Southeast Asia Art Fair 2025 resmi dibuka di Living Plaza Jababeka, Cikarang, Rabu (23/7). Menghadirkan puluhan seniman dari India dan Asia Tenggara dalam sebuah perayaan lintas budaya. Kegiatan ini digagas oleh Arth Art International bekerja sama dengan InovArt, Living Plaza, PT Jababeka Tbk, dan Kedutaan Besar India untuk ASEAN.

Dalam suasana hangat dan penuh antusiasme, pembukaan diawali oleh Duta Besar India untuk ASEAN, Jayant Khobragade, yang menekankan pentingnya pertukaran seni dan budaya dalam membangun harmoni global. Ia menyebut bahwa seni bukan sekadar hasil karya, melainkan proses pertukaran pemikiran, imajinasi, dan rasa kemanusiaan. Lebih dari sekadar kegiatan temporer, ia berharap pameran ini menjadi awal dari sebuah gerakan yang berkelanjutan dalam membangun jejaring seniman lintas negara.

Sambutan penuh semangat juga datang dari Sushiil Shriwastwa, CEO Arth Art International, yang telah menggagas program Asian Art Diversity selama enam tahun terakhir. Ia menyampaikan bahwa pameran ini adalah hasil kerja kolektif yang melibatkan seniman-seniman senior dari berbagai negara Asia Selatan dan Tenggara. Ia menekankan bahwa di balik setiap karya ada dedikasi puluhan tahun dari para seniman, serta bahwa kegiatan ini hanya dapat terwujud berkat dukungan komunitas dan mitra yang solid—mulai dari transportasi, akomodasi, hingga ruang pameran.

Mewakili PT Jababeka Tbk, Hyanto Wihadhi menyampaikan bahwa kawasan industri Cikarang kini telah tumbuh menjadi simpul internasional dengan puluhan ribu tenaga kerja dari lebih dari 35 negara. Oleh karena itu, pihaknya sangat mendukung kegiatan seni berskala global seperti ini agar kawasan Jababeka tidak hanya dikenal sebagai pusat ekonomi, tetapi juga sebagai ruang hidup yang kaya budaya.

Sementara itu, Sachin V. Gopalan, Co-founder InovArt menyoroti betapa pentingnya membangun ekosistem seni yang berkelanjutan. Ia mengajak seluruh pihak untuk melihat acara ini bukan sebagai akhir, tetapi sebagai titik awal dari perjalanan panjang menjadikan Cikarang sebagai pusat art residency dan pameran internasional. Ia bahkan membayangkan Living Plaza kelak memiliki galeri seni permanen yang bisa menjadi destinasi seni kawasan industri.

Kemudian Manajer Living Plaza Jababeka, Dhesta Dhanisia menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bentuk nyata dari komitmen Living Plaza untuk menjadi ruang terbuka yang inklusif bagi seni dan budaya. Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi pemicu bagi keterlibatan komunitas lokal yang lebih luas dalam ekosistem kreatif.

Berdiri sejak tahun 2019, Living Plaza Jababeka hadir sebagai pusat perbelanjaan modern dengan luas area lebih dari 27.600 m². Dengan mengedepankan kenyamanan dan kemudahan berbelanja melalui konsep “One Stop Shopping for Home Furnishing & Lifestyle”, Living Plaza menghadirkan beragam merek ritel ternama dari Kawan Lama Group hadir dalam satu lokasi, seperti AZKO, INFORMA, INFORMA Electronics, Toys Kingdom, EYE SOUL, Chatime, dan banyak lagi. Sejak pertama kali hadir di Cinere pada tahun 2012, Living Plaza telah berkembang pesat dengan 32 gerai yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jababeka.

Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan pemotongan pita dan kunjungan ke area pameran, di mana para seniman menampilkan karya-karya mereka yang menggambarkan beragam narasi visual dan ekspresi budaya.

Seniman dari Berbagai Negara Bersatu di Cikarang

India–Southeast Asia Art Fair 2025 menampilkan lebih dari 30 seniman dari berbagai latar belakang negara dan gaya seni. Dari India, hadir nama-nama seperti Amit Kalla, Geeta Vashistha, Kanchan Kumari, Madhu Shankar, Mamta Malhotra, Monica Raheja, M. Shankar, Mukta Rohila, Nagaraj Goud M, P. J. Stalin, Radhey Shyam, Sita Sudhakar, Srinivas Macha, Swati Vashistha, hingga Sushiil Shriwastwa sebagai inisiator, serta karya dari dua maestro legendaris, N. S. Bendre dan V. S. Gaitonde.

Seniman Indonesia yang turut berpartisipasi antara lain Ulil Gama, Yayat Lesmana, Maria Tiwi, dan Nadia Iskandar, masing-masing menampilkan gaya yang khas dan merefleksikan kepekaan sosial-budaya dalam konteks lokal. Kehadiran seniman Asia Tenggara lainnya seperti Dang Tuan (Vietnam), Morakot Ketklao (Thailand), Nemiranda (Filipina), dan Pengiran Abd (Brunei Darussalam) semakin memperkaya dialog lintas budaya yang diusung pameran ini.

Dalam rangkaian Art Diversity 2025, para seniman terlebih dahulu mengikuti Art Camp di Kawana Golf Residence Jababeka, tempat mereka tinggal dan berkarya bersama selama beberapa hari. Suasana tenang dan inspiratif Kawana menciptakan ruang reflektif bagi proses kreatif, yang hasilnya kini ditampilkan dalam pameran ini.

Sebanyak kurang lebih 70 karya lukisan dipamerkan kepada publik, menyajikan ragam gaya dan teknik mulai dari realisme, surealisme, hingga abstrak kontemporer—menampilkan narasi budaya, sosial, dan spiritual dari masing-masing seniman.

Penutup

Pameran ini bukan sekadar ruang apresiasi seni, tetapi juga ruang pertemuan lintas identitas, bahasa, dan latar belakang. Melalui India–Southeast Asia Art Fair 2025, Cikarang menegaskan dirinya bukan hanya sebagai kawasan industri, tetapi juga sebagai ruang hidup yang terbuka bagi kreativitas, keberagaman, dan dialog antarbudaya.

Dengan semangat kolaborasi yang hangat dan antusiasme yang tinggi, pameran ini diharapkan menjadi fondasi bagi lebih banyak inisiatif seni internasional di masa mendatang. India–Southeast Asia Art Fair 2025 terbuka untuk umum hingga 25 Juli 2025 di Living Plaza Jababeka, Cikarang.

Artikel ini juga tayang di vritimes

Featured

LAINNYA